PERAN
MASYARAKAT DALAM UPAYA MELESTARIKAN SITUS CAGAR BUDAYA DI TROWULAN MOJOKERTO

Oleh : Sofatul Mabruroh
XI Ips2
pembimbing : Heny tri handayani

Oleh : Sofatul Mabruroh
XI Ips2
pembimbing : Heny tri handayani
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan
budaya (Cultural Heritage) .Pernyataan ini bukan sekedar retorika
belaka, namun kenyataan obyek-tif telah memperlihatkan bahwa wilayah dengan
luas daratan belasan ribu kilo meter persegi dipenuhi oleh peninggalan budaya
masa lampau. Semua masa yang terbagi dalam pembabakan sejarah pra-sejarah, klasik,
Islam, kolonial, revolusi ada bukti tinggalannya. Bahkan tiga warisan dunia
terdapat di sini yaitu: Candi Borobudur (1991), Kompleks candi Prambanan (1991)
dan situs Prasejarah Sangiran (1996).
Situs Trowulan sebagai salah satu warisan budaya di
Indonesia, merupakan potensi yang cukup
penting untuk dikembangkan agar dapat mem-berikan kontribusi nyata bagi
kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan melalui pariwisata, pendidikan dan
peningkatan perekonomian masyarakat merupakan pilihan yang tepat karena
mempunyai karakteristik yang unik dan sekaligus dapat menjadi alternatif
jawaban atas problem pelestarian warisan budaya. Melalui pengembangan
potensi-potensi yang ada di kawasan tersebut juga akan memper-oleh peluang
untuk berkembang sebagai kelengkapan penting dalam suatu sistem industri
(pariwisata).
Situs Trowulan merupakan situs
kota (town site, city site atau urban
site) yang pernah ditemukan di Indonesia. Situs yang diduga bekas pusat
kerajaan Majapahit ini memiliki luas 11 x 9 Km. meliputi wilayah kabupaten
Mojokerto dan kabupaten Jombang. Di kawasan itu terdapat tinggalan-tinggalan
arkeologi yang ditemukan dalam jumlah yang cukup besar dan jenis temuan yang
beraneka ragam. Dari bangunan yang bersifat monumental, seperti candi,
petirtaan, pintu gerbang, fondasi bangunan sampai yang berupa artefak, seperti
arca, relief, benda alat upacara, alat rumah tangga, dan lain-lain.
Dalam upaya pemanfaatan tersebut,
tidak lepas dari permasalahan yang dihadapi, salah satu masalah utama berkaitan
dengan perilaku masyarakat. Salah satu sisinya adalah tidak banyak pilihan bagi
penduduk dalam hal mencari nafkah. Kegiatan penduduk yang dapat mengancam
keutuhan situs dapat dihentikan apabila terdapat pilihan lain yang juga nyata
manfaatnya. Apalagi penduduk tidak pernah memperoleh manfaat apa-apa
dengan tetap menjaga kelestariannya. Jadi jelas, bahwa nilai manfaat
berkorelasi positif terhadap keamanan situs arkeologi.
Berkaitan dengan hal tersebut,
pariwisata akan menjadi pilihan bentuk pemanfaatan dalam melakukan
pencegahan perusakan terhadap situs yang masih berlangsung.
Pilihan bentuk pemanfaatan ini
juga dapat membantu menyentuh masalah yang berkaitan dengan perilaku
masyarakat, yaitu perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip pelestarian
situs. Dengan kondisi seperti itu, perilaku partisipatif dapat diharapkan
muncul. Dalam banyak kasus, perilaku yang partisipatif dari masyarakat
(penduduk) merupakan faktor kunci jawaban suatu masalah.
Dengan partisipasi masyarakat
dapat mengakses simpul-simpul penting ekonomi pariwisata. Dengan partisipasi
pula masyarakat akan menjadi pemeran utamanya. Oleh sebab itu perlunya
kontribusi masyarakat dalam melestarikan situs cagar budaya merupakan suatu
kebutuhan yang harus segera realisasikan pada masyarakat. Karena sudah sepatutnya
pariwisata Indonesia ini sepenuhnya “dimainkan” oleh rakyat, karena unsur-unsur
yang ada di dalamnya memiliki ketergantungan pada produk dan jasa ekonomi
rakyat.
Rumusan
Masalah
Agar terhindar dari
kesalahfahaman dan penafsiran yang menyimpang dari permasalahan yang dibahas,
maka diperlukan rumusan masalah diantaranya adalah :
·
Bagaimana gambaran umum cagar
budaya di desa Trowulan?
·
Bagaiamana pengaruh cagar budaya
terhadap kehidupan masyarakat?
·
Bagaimana peran masyarakat dalam
melestarikan cagar budaya di Trowulan?
·
Apa seyogyanya yang dilakukan
pemerintah dalam melestarikan cagar budaya
di Desa Trowulan?
Tujuan
Penulisan
Dalam penulisan ini bertujuan
sebagai berikut :
·
Mendapatkan deskripsi tentang
keadaan situs cagar budaya di Trowulan.
·
Mengetahui pengaruh cagar budaya
Trowulan terhadap masyarakat sekitar.
·
Mengetahui peran masyarakat
sekitar dalam melestarikan cagar budaya.
·
Mengetahui peran serta pemerintah
dalam melestarikan cagar budaya.
Tujuan
Penulisan
Dalam penulisan ini bertujuan
sebagai berikut :
·
Mendapatkan deskripsi tentang
keadaan situs cagar budaya di Trowulan.
·
Mengetahui pengaruh cagar budaya
Trowulan terhadap masyarakat sekitar.
·
Mengetahui peran masyarakat
sekitar dalam melestarikan cagar budaya.
·
Mengetahui peran serta pemerintah
dalam melestarikan cagar budaya.
Manfaat
Penulisan
Diharapkan penulisan ini dapat
bermanfaat sebagai berikut :
·
Mendapatkan informasi berupa
pengetahuan secara langsung terhadap
keberdaan
cagar budaya di Trowulan
·
Memberikan informasi pada
masyarakat akan pentingnya dalam menjaga dan
melestarikan
cagar budaya
·
Memberikan informasi pada
masyarakat dalam menjaga dan melestarikan
cagar
budaya
·
Memberikan imput atau masukan
pada pemerintah agar secara maksimal
dalam memberikan penyuluhan pada
masyarakat sekitar dalam menjaga dan melestarikan cagar budaya.
Definisi Opreasional
·
Cagar budaya adalah tempat atau lembaga untuk melindungi dan
memelihara benda-benda peninggalan bersejarah yang dapat mengungkapkan suatu
peristiwa yang terjadi di masa lampau dan sekaligus menjadi kekayaan budaya
suatu negara atau pada suatu daerah
tertentu yang di lestarikan.
·
Situs sejarah adalah peninggalan
benda-benda purbakala yang disimpan atau dilestarikan oleh pemerintah dan
keberadaanya dilindungi oleh Undang-Undang kepurbakalaan.
·
Pelstarian cagar budaya adalah
suatu bangsa untuk dapat melestarikan peninggalan-peninggalan benda-benda
purbakala yang bernilai historis yang dapat mengungkap suatu peristiwa yang
terjadi pada masa lampau.
·
Partisipasi masyarakat adalah
peran suatu masyarakat untuk melestarikan peninggalan bersejarah.
·
Warisan budaya (Cultural Heritage) adalah
peninggalan-peninggalan benda-benda kebudayaan yang trdapat pada suatu daerah
yang merupakan warisan nenek moyang berupa bangunan, artefak, alat-alat rumah
tangga, alat-alat pertanian dan lain-lain yang dapat menggambarkan tentang
kehidupan ke-budayaan pada masa lalu.
·
Sejarah Singkat Tentang Cagar Budaya Desa Trowulan Mojokerto
Sejarah Singkat Tentang Cagar Budaya Desa Trowulan Mojokerto
·
Ada sebuah situs arkeologi yang
masih menampakkan dengan jelas adanya sisa-sisa bangunan rumah tinggal dalam
suatu wilayah yang jauh lebih luas yang berskala kota, yaitu situs Trowulan, di
daerah Mojokerto, Jawa Timur. Situs ini amat penting dan langka, bahkan
satu-satunya situs permukiman yang sering dikaitkan dengan ibu kota Majapahit. Sebagai
situs permukiman yang luas, meliputi 100 kilometer persegi, dengan konsentrasi
temuan padat pada area lebih kurang 5 x 4 km,Trowulan banyak menyisakan
tinggalan arkeologis berupa candi, gapura, bangunan air, waduk, jaringan
kanal-kanal, temuan unsur bangunan, ribuan peralatan rumah tangga dari tanah
liat dan keramik, serta banyak lagi yang lainnya. Di antara temuan- temuan tersebut
terdapat puluhan situs sisa-sisa bangunan rumah tinggal. Dengan berbagai
tinggalan serupa itu, pantaslah bila sebagian para ahli menyatakan bahwa situs Trowulan
merupakan situs-kota.
·
Situs-situs purbakala peninggalan
kerajaan Majapahit yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto, Jatim kini mulai ”bergairah” dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung. Sejak dipugar mulai tahun 1989
hingga tahun 1992, pengunjung mulai ramai, terutama pada hari Sabtu-Minggu atau
liburan sekolah. Bajang Ratu, merupakan candi yang terletak di Dukuh Kraton,
Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto itu, banyak dikunjungi wisatawan dari
sejumlah daerah di Jatim dan Jateng.
Turis asing juga banyak yang datang berkunjung. Mereka berasal dari Belanda, Australia, Jepang, dan sebagainya. Setiap bulannya tercatat 1.400-1.500 orang yang berkunjung pada hari-hari biasa, sedangkan hari Sabtu, Minggu, dan liburan sekolah mencapai 4.000-5.000 orang pada setiap bulannya.Jadi, setiap harinya rata-rata 50-an orang pada hari-hari biasa dan rata-rata 160-an orang pada hari liburan dan liburan sekolah. Candi Bajang Ratu yang berkaitan dengan penobatan Jayanegara menjadi ratu saat masih bajang (kecil) itu, tampak indah dengan paduan taman bunga warna warni dan jalan masuk yang luas total mencapai 11.500 meterpersegi.
Hal yang sama juga terlihat di Candi Brahu yang terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi Brahu yang juga dipugar pada 1989-1992 itu, merupakan lokasi Ngaben (pembakaran mayat) era Kerajaan Majapahit. Di sini rata-rata terdapat 20-30 orang yang berkunjung setiap harinya. Sementara itu, pengunjung Candi Brahu, mengaku sengaja mengajak dua anaknya untuk berkeliling sejumlah candi di Trowulan untuk berlibur. (Arnawa, 1998)
Turis asing juga banyak yang datang berkunjung. Mereka berasal dari Belanda, Australia, Jepang, dan sebagainya. Setiap bulannya tercatat 1.400-1.500 orang yang berkunjung pada hari-hari biasa, sedangkan hari Sabtu, Minggu, dan liburan sekolah mencapai 4.000-5.000 orang pada setiap bulannya.Jadi, setiap harinya rata-rata 50-an orang pada hari-hari biasa dan rata-rata 160-an orang pada hari liburan dan liburan sekolah. Candi Bajang Ratu yang berkaitan dengan penobatan Jayanegara menjadi ratu saat masih bajang (kecil) itu, tampak indah dengan paduan taman bunga warna warni dan jalan masuk yang luas total mencapai 11.500 meterpersegi.
Hal yang sama juga terlihat di Candi Brahu yang terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi Brahu yang juga dipugar pada 1989-1992 itu, merupakan lokasi Ngaben (pembakaran mayat) era Kerajaan Majapahit. Di sini rata-rata terdapat 20-30 orang yang berkunjung setiap harinya. Sementara itu, pengunjung Candi Brahu, mengaku sengaja mengajak dua anaknya untuk berkeliling sejumlah candi di Trowulan untuk berlibur. (Arnawa, 1998)
·
Bangunan peninggalan
Majapahit yang oleh orang awam disebut candi yang merupakan situs purbakala
banyak tersebar di Trowulan, Mojokerto, diantaranya Candi Bajang Ratu, Candi Tikus
(pemandian putri), Candi Brahu, Pendopo Mojopahit, Candi Kedaton, Candi Lawang
(gerbang keraton), museum, Kolam Segara, dan makam Putri Campa, dan sebagainya.
Lokasi situs purbakala di Trowulan itu berjarak sekitar 10 kilometer dari Kota
Mojokerto atau 60 kilometer Barat Daya Surabaya yang dapat ditempuh dengan bus
hingga terminal Mojokerto, kemudian naik angkutan kota ke Trowulan dan
disambung dengan ojek ke beberapa situs purbakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar