Senin, 03 Maret 2014

tugas



PERAN MASYARAKAT DALAM UPAYA MELESTARIKAN SITUS CAGAR BUDAYA DI TROWULAN MOJOKERTO


kj.jpg



Oleh : Sofatul Mabruroh
XI Ips2

pembimbing : Heny tri handayani





Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya (Cultural Heritage) .Pernyataan ini bukan sekedar retorika belaka, namun kenyataan obyek-tif telah memperlihatkan bahwa wilayah dengan luas daratan belasan ribu kilo meter persegi dipenuhi oleh peninggalan budaya masa lampau. Semua masa yang terbagi dalam pembabakan sejarah pra-sejarah, klasik, Islam, kolonial, revolusi ada bukti tinggalannya. Bahkan tiga warisan dunia terdapat di sini yaitu: Candi Borobudur (1991), Kompleks candi Prambanan (1991) dan situs Prasejarah Sangiran (1996).
Situs Trowulan sebagai salah satu warisan budaya di Indonesia,  merupakan potensi yang cukup penting untuk dikembangkan agar dapat mem-berikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan melalui pariwisata, pendidikan dan peningkatan perekonomian masyarakat merupakan pilihan yang tepat karena mempunyai karakteristik yang unik dan sekaligus dapat menjadi alternatif jawaban atas problem pelestarian warisan budaya. Melalui pengembangan potensi-potensi yang ada di kawasan tersebut juga akan memper-oleh peluang untuk berkembang sebagai kelengkapan penting dalam suatu sistem industri (pariwisata).
Situs Trowulan merupakan situs kota (town site, city site atau urban site) yang pernah ditemukan di Indonesia. Situs yang diduga bekas pusat kerajaan Majapahit ini memiliki luas 11 x 9 Km. meliputi wilayah kabupaten Mojokerto dan kabupaten Jombang. Di kawasan itu terdapat tinggalan-tinggalan arkeologi yang ditemukan dalam jumlah yang cukup besar dan jenis temuan yang beraneka ragam. Dari bangunan yang bersifat monumental, seperti candi, petirtaan, pintu gerbang, fondasi bangunan sampai yang berupa artefak, seperti arca, relief, benda alat upacara, alat rumah tangga, dan lain-lain.
Dalam upaya pemanfaatan tersebut, tidak lepas dari permasalahan yang dihadapi, salah satu masalah utama berkaitan dengan perilaku masyarakat. Salah satu sisinya adalah tidak banyak pilihan bagi penduduk dalam hal mencari nafkah. Kegiatan penduduk yang dapat mengancam keutuhan situs dapat dihentikan apabila terdapat pilihan lain yang juga nyata manfaatnya. Apalagi penduduk tidak pernah memperoleh manfaat apa-apa dengan tetap menjaga kelestariannya. Jadi jelas, bahwa nilai manfaat berkorelasi positif terhadap keamanan situs arkeologi.
Berkaitan dengan hal tersebut, pariwisata akan menjadi pilihan bentuk pemanfaatan dalam melakukan pencegahan perusakan terhadap situs yang masih berlangsung.
Pilihan bentuk pemanfaatan ini juga dapat membantu menyentuh masalah yang berkaitan dengan perilaku masyarakat, yaitu perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip pelestarian situs. Dengan kondisi seperti itu, perilaku partisipatif dapat diharapkan muncul. Dalam banyak kasus, perilaku yang partisipatif dari masyarakat (penduduk) merupakan faktor kunci jawaban suatu masalah.
Dengan partisipasi masyarakat dapat mengakses simpul-simpul penting ekonomi pariwisata. Dengan partisipasi pula masyarakat akan menjadi pemeran utamanya. Oleh sebab itu perlunya kontribusi masyarakat dalam melestarikan situs cagar budaya merupakan suatu kebutuhan yang harus segera realisasikan pada masyarakat. Karena sudah sepatutnya pariwisata Indonesia ini sepenuhnya “dimainkan” oleh rakyat, karena unsur-unsur yang ada di dalamnya memiliki ketergantungan pada produk dan jasa ekonomi rakyat.
Rumusan Masalah
Agar terhindar dari kesalahfahaman dan penafsiran yang menyimpang dari permasalahan yang dibahas, maka diperlukan rumusan masalah diantaranya adalah :
·        Bagaimana gambaran umum cagar budaya di desa Trowulan?
·        Bagaiamana pengaruh cagar budaya terhadap kehidupan masyarakat?
·        Bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan cagar budaya di Trowulan?
·        Apa seyogyanya yang dilakukan pemerintah dalam melestarikan cagar budaya
     di Desa Trowulan?

Tujuan Penulisan
Dalam penulisan ini bertujuan sebagai berikut :
·        Mendapatkan deskripsi tentang keadaan situs cagar budaya di Trowulan.
·        Mengetahui pengaruh cagar budaya Trowulan terhadap masyarakat sekitar.
·        Mengetahui peran masyarakat sekitar dalam melestarikan cagar budaya.
·        Mengetahui peran serta pemerintah dalam melestarikan cagar budaya.
Tujuan Penulisan
Dalam penulisan ini bertujuan sebagai berikut :
·        Mendapatkan deskripsi tentang keadaan situs cagar budaya di Trowulan.
·        Mengetahui pengaruh cagar budaya Trowulan terhadap masyarakat sekitar.
·        Mengetahui peran masyarakat sekitar dalam melestarikan cagar budaya.
·        Mengetahui peran serta pemerintah dalam melestarikan cagar budaya.

Manfaat Penulisan
Diharapkan penulisan ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
·        Mendapatkan informasi berupa pengetahuan secara langsung terhadap
     keberdaan cagar budaya di Trowulan
·        Memberikan informasi pada masyarakat akan pentingnya dalam menjaga dan
     melestarikan cagar budaya
·        Memberikan informasi pada masyarakat dalam menjaga dan melestarikan
     cagar budaya
·        Memberikan imput atau masukan pada pemerintah agar secara maksimal
dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat sekitar dalam menjaga dan melestarikan cagar budaya.


Definisi Opreasional
·           Cagar budaya adalah  tempat atau lembaga untuk melindungi dan memelihara benda-benda peninggalan bersejarah yang dapat mengungkapkan suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau dan sekaligus menjadi kekayaan budaya suatu negara  atau pada suatu daerah tertentu yang di lestarikan.
·           Situs sejarah adalah peninggalan benda-benda purbakala yang disimpan atau dilestarikan oleh pemerintah dan keberadaanya dilindungi oleh Undang-Undang kepurbakalaan.
·           Pelstarian cagar budaya adalah suatu bangsa untuk dapat melestarikan peninggalan-peninggalan benda-benda purbakala yang bernilai historis yang dapat mengungkap suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
·           Partisipasi masyarakat adalah peran suatu masyarakat untuk melestarikan peninggalan bersejarah.
·           Warisan budaya (Cultural Heritage) adalah peninggalan-peninggalan benda-benda kebudayaan yang trdapat pada suatu daerah yang merupakan warisan nenek moyang berupa bangunan, artefak, alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian dan lain-lain yang dapat menggambarkan tentang kehidupan ke-budayaan pada masa lalu.

·          

Sejarah Singkat Tentang Cagar Budaya Desa Trowulan Mojokerto

·       Ada sebuah situs arkeologi yang masih menampakkan dengan jelas adanya sisa-sisa bangunan rumah tinggal dalam suatu wilayah yang jauh lebih luas yang berskala kota, yaitu situs Trowulan, di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Situs ini amat penting dan langka, bahkan satu-satunya situs permukiman yang sering dikaitkan dengan ibu kota Majapahit. Sebagai situs permukiman yang luas, meliputi 100 kilometer persegi, dengan konsentrasi temuan padat pada area lebih kurang 5 x 4 km,Trowulan banyak menyisakan tinggalan arkeologis berupa candi, gapura, bangunan air, waduk, jaringan kanal-kanal, temuan unsur bangunan, ribuan peralatan rumah tangga dari tanah liat dan keramik, serta banyak lagi yang lainnya. Di antara temuan- temuan tersebut terdapat puluhan situs sisa-sisa bangunan rumah tinggal. Dengan berbagai tinggalan serupa itu, pantaslah bila sebagian para ahli menyatakan bahwa situs Trowulan merupakan situs-kota.

·       Situs-situs purbakala peninggalan kerajaan Majapahit yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jatim kini mulai ”bergairah” dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung. Sejak dipugar mulai tahun 1989 hingga tahun 1992, pengunjung mulai ramai, terutama pada hari Sabtu-Minggu atau liburan sekolah. Bajang Ratu, merupakan candi yang terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto itu, banyak dikunjungi wisatawan dari sejumlah daerah di Jatim dan Jateng.
Turis asing juga banyak yang datang berkunjung. Mereka berasal dari Belanda, Australia, Jepang, dan sebagainya. Setiap bulannya tercatat 1.400-1.500 orang yang berkunjung pada hari-hari biasa, sedangkan hari Sabtu, Minggu, dan liburan sekolah mencapai 4.000-5.000 orang pada setiap bulannya.Jadi, setiap harinya rata-rata 50-an orang pada hari-hari biasa dan rata-rata 160-an orang pada hari liburan dan liburan sekolah. Candi Bajang Ratu yang berkaitan dengan penobatan Jayanegara menjadi ratu saat masih bajang (kecil) itu, tampak indah dengan paduan taman bunga warna warni dan jalan masuk yang luas total mencapai 11.500 meterpersegi.
 Hal yang sama juga terlihat di Candi Brahu yang terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi Brahu yang juga dipugar pada 1989-1992 itu, merupakan lokasi Ngaben (pembakaran mayat) era Kerajaan Majapahit. Di sini rata-rata terdapat 20-30 orang yang berkunjung setiap harinya. Sementara itu, pengunjung Candi Brahu, mengaku sengaja mengajak dua anaknya untuk berkeliling sejumlah candi di Trowulan untuk berlibur. (Arnawa, 1998)


·       Bangunan peninggalan Majapahit yang oleh orang awam disebut candi yang merupakan situs purbakala banyak tersebar di Trowulan, Mojokerto, diantaranya Candi Bajang Ratu, Candi Tikus (pemandian putri), Candi Brahu, Pendopo Mojopahit, Candi Kedaton, Candi Lawang (gerbang keraton), museum, Kolam Segara, dan makam Putri Campa, dan sebagainya. Lokasi situs purbakala di Trowulan itu berjarak sekitar 10 kilometer dari Kota Mojokerto atau 60 kilometer Barat Daya Surabaya yang dapat ditempuh dengan bus hingga terminal Mojokerto, kemudian naik angkutan kota ke Trowulan dan disambung dengan ojek ke beberapa situs purbakala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar